Kamis, 04 Februari 2010
Tidak sedikit perempuan mengeluh kalau dirinya menderita penyakit keputihan. Padahal belum tentu dirinya mengalami keputihan dalam arti penyakit. Tidak sedikit juga dari gadis-gadis remaja yang mengeluh keputihan, namun tidak semuanya benar-benar mengalami keputihan dalam arti gangguan atau penyakit. Tapi hanyalah pelendiran yang bersifat normal yang terjadi akibat pengaruh hormon seks yang mengatur siklus menstruasi.
Dalam pengertian umum, keputihan selalu diidentikkan dengan penyakit, padahal ini biasa terjadi dalam keadaan normal sekalipun. Sebenarnya, dalam suatu siklus menstruasi, di antara dua peristiwa menstruasi, terjadi pengeluaran cairan dari mulut rahim melalui dinding vagina. Tapi sifatnya makin hari akan semakin berbeda, dan setelah menstruasi cairan biasanya cenderung kental dan semakin jauh, semakin encer, yang pada akhirnya akan menjadi sangat cair seperti putih telur pada saat subur. Begitu siklusnya dan akan berjalan terus begitu selama keadaan wanita normal. Tidak sedikit perempuan yang mengeluhkan hal ini, dan biasanya akan semakin kuat bila cairan yang keluar semakin banyak. Sebenarnya cairan ini menandakan kesuburan si perempuan, yaitu berupa cairan bening seperti putih telur. Bahkan seharusnya, keluarnya cairan tersebut dijadikan pegangan agar pasangan mengetahui kalau anda dalam keadaan normal dan subur, dan untuk menegaskan kalau ini mempunyai manfaat yang besar, karena dapat digunakan sebagai patokan untuk merencanakan atau menghindari terjadinya kehamilan.
Memang, ada juga keputihan yang tidak normal, yang mengakibatkan penyakit, misalnya jamur dan bakteri. Tapi biasanya disertai dengan gejala-gejala lain, misalnya gatal, berubah warna atau berbau. Jadi keputihan seperti ini hanyalah suatu gejala dari penyakit yang ada, bukan penyakitnya sendiri.
Namun, hal ini acapkali dihubungkan dengan gangguan kesuburan, yang padahal penyebab utamanya adalah penyakit yang menimbulkan keputihan itu. Keputihan itu sendiri dapat menyebabkan terhambatnya kehamilan, karena perjalanan dan daya tahan hidup sel spermatozoa yang bergerak mencari sel telur untuk dibuahi menjadi terhambat. Karena itu, keputihan yang tidak normal seperti ini harus diatasi sesegera mungkin agar tidak memburuk.
Sebenarnya kedua jenis keputihan - baik yang normal maupun yang tidak, bisa dibedakan - terutama oleh perempuan itu sendiri. Yang tidak normal, seperti dikatakan sebelumnya, disertai gejala lain yang tergantung pada penyebabnya. Beberapa gejala itu di antaranya adalah, rasa gatal, bau yang mengganggu, perubahan warna cairan. Sedangkan keputihan normal terjadi tidak disertai gejala lain, tapi hanya mengikuti siklus menstruasi, dan pada umumnya akan hilang sendiri. Memang, untuk membedakannya diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, terutama pemeriksaan laboratorium. Setelah itu, barulah dapat diberikan pengobatan yang tepat.
Dalam pengertian umum, keputihan selalu diidentikkan dengan penyakit, padahal ini biasa terjadi dalam keadaan normal sekalipun. Sebenarnya, dalam suatu siklus menstruasi, di antara dua peristiwa menstruasi, terjadi pengeluaran cairan dari mulut rahim melalui dinding vagina. Tapi sifatnya makin hari akan semakin berbeda, dan setelah menstruasi cairan biasanya cenderung kental dan semakin jauh, semakin encer, yang pada akhirnya akan menjadi sangat cair seperti putih telur pada saat subur. Begitu siklusnya dan akan berjalan terus begitu selama keadaan wanita normal. Tidak sedikit perempuan yang mengeluhkan hal ini, dan biasanya akan semakin kuat bila cairan yang keluar semakin banyak. Sebenarnya cairan ini menandakan kesuburan si perempuan, yaitu berupa cairan bening seperti putih telur. Bahkan seharusnya, keluarnya cairan tersebut dijadikan pegangan agar pasangan mengetahui kalau anda dalam keadaan normal dan subur, dan untuk menegaskan kalau ini mempunyai manfaat yang besar, karena dapat digunakan sebagai patokan untuk merencanakan atau menghindari terjadinya kehamilan.
Memang, ada juga keputihan yang tidak normal, yang mengakibatkan penyakit, misalnya jamur dan bakteri. Tapi biasanya disertai dengan gejala-gejala lain, misalnya gatal, berubah warna atau berbau. Jadi keputihan seperti ini hanyalah suatu gejala dari penyakit yang ada, bukan penyakitnya sendiri.
Namun, hal ini acapkali dihubungkan dengan gangguan kesuburan, yang padahal penyebab utamanya adalah penyakit yang menimbulkan keputihan itu. Keputihan itu sendiri dapat menyebabkan terhambatnya kehamilan, karena perjalanan dan daya tahan hidup sel spermatozoa yang bergerak mencari sel telur untuk dibuahi menjadi terhambat. Karena itu, keputihan yang tidak normal seperti ini harus diatasi sesegera mungkin agar tidak memburuk.
Sebenarnya kedua jenis keputihan - baik yang normal maupun yang tidak, bisa dibedakan - terutama oleh perempuan itu sendiri. Yang tidak normal, seperti dikatakan sebelumnya, disertai gejala lain yang tergantung pada penyebabnya. Beberapa gejala itu di antaranya adalah, rasa gatal, bau yang mengganggu, perubahan warna cairan. Sedangkan keputihan normal terjadi tidak disertai gejala lain, tapi hanya mengikuti siklus menstruasi, dan pada umumnya akan hilang sendiri. Memang, untuk membedakannya diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, terutama pemeriksaan laboratorium. Setelah itu, barulah dapat diberikan pengobatan yang tepat.
0 Comments:
Post a Comment