Minggu, 31 Januari 2010
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya ilmu Makroekonomi adalah ilmu yang membahas permasalahan ekonomi dari sudut pandang keseluruhan ekonomi itu sendiri. Ilmu ini menganalisa perekonomian nasional dan global dan melihat total output yang terjadi untuk barang dan jasa, pertumbuhan ekonomi , tingkat inflasi, pengangguran, neraca pembayaran dan nilai tukar.
Dari sekian banyak aspek makro ekonomi , yang akan dibahas disini adalah yang akan kita gunakan nantinya sebagai teori, indakator atau variabel untuk melakukan analisa atau mengukur kinerja perekonomian. Seorang ekonom yang disebut sebagai seorang ekonom beraliran Keynesian mempercayai bahwa pengaruh kebijakan pemerintah akan sangat berpengaruh dan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi dari suatu negara.
Beberapa Indikator Makroekonomi yang akan dibahas antara lain :
GDP (Gross Domestik Product = PDB / produk domestik bruto) dan Pertumbuhan ekonomi (r)
Yang dimaksud dengan GDP adalah total pendapatan suatu negara atau sama dengan total pendapatan ekonomis seluruh penduduk dalam suatu perekonomian nasional.
Dengan mengetahui GDP ini maka kita dapat mengetahui banyak hal misalnya : kelompok negara manakah suatu negara apakah kaya, berkembang atau miskin.Hal penting lainnya yang bisa kita ketahui adalah perubahan struktur produksi suatu negara yaitu apakah negara tersebut berbasis atau menggantungkan diri dari sektor pertanian lalu berubah menjadi negara industri baru, dan lain sebagainya.
Untuk menghitung GDP ini ada beberapa cara yaitu :
1. Pendekatan Produksi (Production Approach) , yakni dengan melakukan penjumlahan nilai tambah kotor (gross value added) dari seluruh sektor produksi.
2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) , yakni dengan menghitung pendapatan sesuai aliran barang produksi tersebut
3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach), yakni dengan menjumlahkan total akhir dari unit-unit dalam perekonomian.Pendekatan ini sering dipakai dengan rumus yang terkenalnya sbb :
Y = C + I + G Untuk perekonomian tertutup atau
Y= C + I + G + (X - M) untuk perekonomian terbuka
Dimana : Y = pengeluaran (Expenditure) , C = konsumsi, I=Investasi , G = pengeluaran pemerintah, X = Ekspor, I = Impor
Dalam hal ini (rumus diatas) total pengeluaran mesti sama dengan total pendapatan sehingga saling memperngaruhi.
Perbedaan GDP dan GNP
GDP = Total pendapatan yang dihasilkan dalam suatu negara termasuk yang dihasilkan oleh orang asing yang bekerja pada negara tersebut, sementara
GNP(Gross National Produk)= Total pendapatan yang dihasilkan oleh warga negara tersebut baik yang ada di dalam negeri maupun diluar negeri dan tidak termasuk pendapatan WNA yang ada di dalam negeri.
Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi , maka rumusnya adalah sbb :
dimana : r = pertumbuhan ekonomi tahunan pada tahun t terhadap tahun t-1
Untuk mendapat data lebih akurat digunakan perhitungan rata-rata untuk periode tertentu beberapa tahun. Misalnya dari tahun 2002-2006 maka dihitung dahulu pertumbuhan tiap tahunnya pada tahun 2002,2003,2004,2005 dan 2006. Lalu hasilnya dirata-ratakan dengan dibagi 5 (tahun).
Metode lainnya selain metoda diatas ada juga misalnya metode end to end , dan metode regresi tetapi tidak akan kita bahas disini.
Inflasi dan Indeks Harga Konsumen (IHK)
Inflasi adalah kondisi dimana telah terjadi kenaikan nilai dari barang dan jasa sehingga menurunkan daya beli dari konsumen. Inflasi ini sangat penting artinya bagi pelaku atau penetap kebijkan ekonomi karena sering dipakai patokan sebelum memutuskan suatu hal penting misalnya menaikkan atau menurunkan suku bunga bank bagi bank sentral, penetapan kenaikan gaji karyawan bagi pengusaha dan lainnya.
Untuk mengukur tingkat infasi secara nasional yaitu dengan melihat Indeks harga konsumen. Yang dimaksud dengan Indeks harga konsumen adalah perbandingan harga barang dan jasa yang sama pada tahun tertentu terhadap tahun dasar.
Rumusnya sbb :
IHK = Harga Xt / Harga Xtd
Dimana Harga Xt = harga produk X pada tahun ini , Harga Xt-1 = harga produk X pada tahun dasar, yg telah ditetapkan sebelumnya
Sementara rumus sederhana untuk menghitung Inflasi adalah :
dimana IHK adalah Indeks Harga Konsumen pada tahun t dan t-1
Untuk mempelajari inflasi ini ada baiknya kita tengok beberapa jenis inflasi yang ada :
1. Inflasi akibat kebijakan pemerintah (Policy Induced Inflation), dari namanya kita tahu bahwa ini adalah akibat kebijakan pemerintah yakni kebijakan ekspansi moneter. Contohnya bila pemerintah atau bank sentral menurunkan suku bunga bank sentral dapat berakibat investasi meningkat sehingga uang yang beredar di masyarakat semakin meningkat dan akhirnya terjadi inflasi. Lawan dari Policy Induced Inflation adalah Inflasi yang bukan akibat dari kebijakan pemerintah misalnya karena kondisi alam yang mengakibatkan kelangkaan barang tertentu sehingga uang beredar luas untuk membeli barang tersebut yang tentu saja dalam kondisi lebih mahal dari pada biasanya.
2. Cost Plus Inflation, yaitu inflasi yang diakibatkan kenaikan dari biaya-biaya produksi sementara efisiensinya belum menyesuaikan. Contohnya kenaikan dari biaya untuk memproduksi suatu barang karena salah satu faktor produksinya naik.
3. Demand Pull Inflation, yaitu inflasi yang diakibatkan oleh adanya kenaikan permintaan dari barang atau sekumpulan barang tertentu.
Jenis inflasi lainnya tidak dibahas disini.
Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate) dan Angkatan Kerja
Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah jumlah orang yang bekerja ditambah orang yang telah berumur produktif tetapi tidak bekerja. Tingkatan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari tingkat penganggurannya.Dari angka ini dapat diketahui bagaimana daya serap tenaga kerja suatu ekonomi yang tumbuh. Dan dari tingkat pengangguran ini kita bisa menilai bagaimana kinerja suatu pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonominya.
Rumus-rumusnya adalah sbb :
Tingkat Pengangguran = (jumlah orang yg tidak bekerja / Total Angkatan kerja) x 100%
Tingkat Partisipasi Kerja = (angkatan kerja / jumlah penduduk dewasa) x 100%
0 Comments:
Post a Comment